Jumat, 09 Maret 2018

ASA MERAIH CITA-CITA YANG MEMBANGGAKAN : HASIL PELAKSANAAN PRE-ASSESSTMENT PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) BALAI PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN JAKARTA TAHUN 2018


#SIMENDIT #MMC-SIPID #INVESTIGASI #ANTIKORUPSI #SEHATTANPAKORUPSI

Salah satu kebanggaan terbesar sebuah satuan kerja di sektor pemerintahan saat ini adalah meraih predikat WBK dan WBBM dari Kementerian PAN dan RB RI sebagai cermin bahwa satuan kerja tersebut berhasil memberikan pelayanan purna dan bebas unsur KKN kepada masyarakat. Tak pelak, hal ini juga sedang menjadi tren pada satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan RI, tidak terkecuali Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta yang merupakan BPFK pertama di Indonesia yang mendapat kesempatan untuk unjuk gigi dalam ajang meraih predikat WBK/WBBM di Kementerian Kesehatan. BPFK Jakarta sudah sejak tahun 2016 berkomitmen untuk dapat menjadi Zona Integritas dengan upaya-upayanya yang telah dilakukan, mulai dari pencanangan pakta integritas dan hari ini sampai dengan proses pre-assessment. Hal ini dilakukan hanya untuk bisa membuktikan bahwa BPFK Jakarta merupakan salah satu UPT Vertikal Kementerian Kesehatan yang dapat memberikan layanan prima dan bebas unsur KKN kepada pelanggan.


Proses Pre-Assessment Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM pada BPFK dilakukan pada tanggal 26-27 Februari 2018 oleh Tim Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan yang terdiri atas 3 (Tiga) orang yang berasal dari Inspektorat Investigasi yaitu Yossi Andryan, Harun Arrasyid, dan Sri Ratna Komalasari. Secara garis besar, proses evaluasi dilakukan terkait perkembangan pembangunan ZI dan penerapan materi-materi yang berkaitan dengan WBK/WBBM dalam kegiatan sehari-hari dalam bentuk layanan kepada  pelanggan. Dari kegiatan ini, didapatkan nilai indikator pengungkit sebesar 33,44 dan komponen hasil sebesar 31,89, dimana dengan hasil ini Tim Inspektorat Jenderal Kemenkes RI dapat menyimpulkan bahwa dari hasil tersebut BPFK Jakarta belum optimal dalam menggali potensi organisasi untuk mensukseskan pembangunan ZI menuju WBK/WBBM.



Di luar hasil penilaian di atas, Tim Inspektorat Jenderal dapat melihat bahwa BPFK Jakarta sebenarnya memiliki potensi untuk dapat meraih predikat WBK/WBBM di masa yang akan datang. Selain memang BPFK Jakarta melakukan pelayanan yang vital untuk masyarakat atau pelanggan, BPFK Jakarta juga merupakan organisasi yang cocok untuk dapat dieksplorasi dalam rangka mewujudkan WBK/WBBM. Semangat personil yang ada dalam Tim ZI patut diteladani bagi satuan kerja lain, walaupun secara pemahaman terkait materi-materi pembangunan ZI masih terbatas namun Tim ZI dapat bekerja secara kompak dan militant. BPFK Jakarta hanya membutuhkan pembinaan yang lebih mendalam lagi dari Inspektorat Jenderal Kemenkes RI dan khususnya oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan sebagai Unit Pembangun dalam Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM. Dengan hal tersebut, Kementerian Kesehatan dapat kembali menerbangkan asanya untuk dapat membanggakan satu lagi satuan kerjanya yang menyandang gelar WBK atau WBBM di tahun-tahun selanjutnya.

Kontributor : Yossi Andryan