#SIMENDIT #MMC-SIPID #INVESTIGASI
#ANTIKORUPSI #SEHATTANPAKORUPSI
Romantisme
pelaksanaan Pembangunan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM di Kementerian
Kesehatan RI yang menggema sejak RSUP dr. Kariadi Semarang mendapatkan gelar
WBBM sebagai gelar termegah dalam ajang ini akan berlangsung beberapa tahun
mendatang. Hal ini terjadi pula di satuan kerja di lingkungan Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan, khususnya satuan kerja rumah sakit vertikal
sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di negeri ini. Namun, sepertinya
romantisme ini seakan tidak menghinggapi bagi RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
yang merupakan rumah sakit besar dan rumah sakit rujukan ternama di Indonesia
Bagian Timur. Semangat organisasi untuk mendapatkan gelar tertinggi pada ajang
ini, tidak tampak di raut wajah RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo. Terasa beban
berat di wajah rumah sakit ini untuk dapat melangkah untuk meraih gelar WBK.
Proses
Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM pada RSUP dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar dilakukan pada tanggal 22-23 Februari 2018 oleh Tim
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan yang terdiri atas 4 (Empat) orang
yang berasal dari Inspektorat Investigasi yaitu Rudiyanto, SE, Dewi Mayangsari,
Apt., Ayu Suci Ramadhani, SE, dan Yossi Andryan, SIP. Secara garis besar,
proses evaluasi dilakukan dengan melihat pencapaian dan upaya-upaya yang telah
dilakukan RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan penerapan konkretnya dalam
kegiatan sehari-hari dalam bentuk layanan kepada pasien sebagai pengguna layanan. Dari kegiatan ini, didapatkan nilai indikator pengungkit
sebesar 35,09 dan komponen hasil sebesar 26,14, dimana dengan hasil ini Tim
Inspektorat Jenderal Kemenkes RI dapat menyimpulkan bahwa dari hasil tersebut RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar masih belum dapat diusulkan
ke tahap yang lebih lanjut. Namun, dari hasil tersebut, pihak RSUP dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar masih dapat mengoptimalkan melalui peningkatan kualitas
dokumen indikator pengungkit dengan proses pembinaan.
Banyak hal menarik yang
dapat diamati dalam proses pre-assessment Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM
pada RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar diluar penilaian atas kulaitas dan
kuantitas dokumen indikator pengungkit. Pertama, kemeriahan Pembangunan ZI
dalam rangka meraih predikat WBK/WBBM di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
belum dapat dirasakan. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya media yang
disediakan oleh RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dalam mempromosikan
dirinya sebagai satuan kerja yang sedang dalam perjuangan untuk mendapatkan
gelar tertinggi dalam membangun Zona Integritas. Kedua, Pembangunan Zona
Integritas menuju WBK/WBBM di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar masih
menjadi milik sebagian anggota satuan kerja saja. Hal ini tampak dari cukup
banyaknya pegawai di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar yang masih belum
terpapar materi-materi yang berkaitan dengan WBK/WBBM sehingga tidak dapat
memahami dan mengimplementasikan dalam kesehariannya dalam organisasi. Ketiga, peran
pimpinan sebagai sosok teladan dan motivator bagi Tim ZI dan seluruh anggota
satuan kerja masih belum optimal. Kurang kompaknya dan belum maksimalnya semangat
Tim ZI sebagai leading sector dari
proses pembangunan ZI di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dapat mencerminkan
bagaimana kuat dan masifnya keinginan dan motivasi pimpinan RSUP dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar untuk dapat meraih gelar WBK/WBBM.
Secara implementasi, banyak
hal penting yang dapat dilihat dari proses internalisasi Pembangunan ZI menuju
WBK dan WBBM di sebuah satuan kerja. Penilaian terkait Pembangunan ZI
sebenarnya tidak hanya dilihat dari kualitas dan kuantitas dokumen yang
dihimpun atas dasar Lembar Kerja Evaluasi ZI saja, namun terdapat indikator lain
yang mungkin tidak dapat dilihat secara kasat mata namun dapat dirasakan. Tim Inspektorat Jenderal
Kemenkes dan satuan kerja lain mungkin dapat menjadikan proses
Pre Assessment di RSUP
dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sebagai pelajaran dari ungkapan di atas.
Bahwa terdapat hal-hal lain selain dokumen yang harus dibangun dan dipupuk merupakan
alat pacu bagi sebuah satuan kerja guna meraih predikat tertinggi dalam ajang
ini. Hal-hal seperti komitmen pimpinan, keterlibatan seluruh anggota satuan
kerja, kekompakan Tim Zona Integritas, dan kemeriahan dalam lingkungan satuan
kerja dalam menyambut Pembangunan ZI dalam meraih predikat WBK/WBBM tentunya
harus diperhatikan bagi satuan kerja manapun yang menginginkan menjadi yang
terbaik.
Kontributor : Yossi Andryan