Senin, 05 Maret 2018

ANTARA ADA DAN TIADA : SEBUAH TULISAN HASIL PELAKSANAAN PRE-ASSESSTMENT PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR TAHUN 2018


#SIMENDIT #MMC-SIPID #INVESTIGASI #ANTIKORUPSI #SEHATTANPAKORUPSI

Romantisme pelaksanaan Pembangunan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM di Kementerian Kesehatan RI yang menggema sejak RSUP dr. Kariadi Semarang mendapatkan gelar WBBM sebagai gelar termegah dalam ajang ini akan berlangsung beberapa tahun mendatang. Hal ini terjadi pula di satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, khususnya satuan kerja rumah sakit vertikal sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di negeri ini. Namun, sepertinya romantisme ini seakan tidak menghinggapi bagi RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar yang merupakan rumah sakit besar dan rumah sakit rujukan ternama di Indonesia Bagian Timur. Semangat organisasi untuk mendapatkan gelar tertinggi pada ajang ini, tidak tampak di raut wajah RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo. Terasa beban berat di wajah rumah sakit ini untuk dapat melangkah untuk meraih gelar WBK.

Proses Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM pada RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dilakukan pada tanggal 22-23 Februari 2018 oleh Tim Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan yang terdiri atas 4 (Empat) orang yang berasal dari Inspektorat Investigasi yaitu Rudiyanto, SE, Dewi Mayangsari, Apt., Ayu Suci Ramadhani, SE, dan Yossi Andryan, SIP. Secara garis besar, proses evaluasi dilakukan dengan melihat pencapaian dan upaya-upaya yang telah dilakukan RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan penerapan konkretnya dalam kegiatan sehari-hari dalam bentuk layanan kepada  pasien sebagai pengguna layanan. Dari kegiatan ini, didapatkan nilai indikator pengungkit sebesar 35,09 dan komponen hasil sebesar 26,14, dimana dengan hasil ini Tim Inspektorat Jenderal Kemenkes RI dapat menyimpulkan bahwa dari hasil tersebut RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar masih belum dapat diusulkan ke tahap yang lebih lanjut. Namun, dari hasil tersebut, pihak RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar masih dapat mengoptimalkan melalui peningkatan kualitas dokumen indikator pengungkit dengan proses pembinaan.





Banyak hal menarik yang dapat diamati dalam proses pre-assessment Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM pada RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar diluar penilaian atas kulaitas dan kuantitas dokumen indikator pengungkit. Pertama, kemeriahan Pembangunan ZI dalam rangka meraih predikat WBK/WBBM di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar belum dapat dirasakan. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya media yang disediakan oleh RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dalam mempromosikan dirinya sebagai satuan kerja yang sedang dalam perjuangan untuk mendapatkan gelar tertinggi dalam membangun Zona Integritas. Kedua, Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar masih menjadi milik sebagian anggota satuan kerja saja. Hal ini tampak dari cukup banyaknya pegawai di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar yang masih belum terpapar materi-materi yang berkaitan dengan WBK/WBBM sehingga tidak dapat memahami dan mengimplementasikan dalam kesehariannya dalam organisasi. Ketiga, peran pimpinan sebagai sosok teladan dan motivator bagi Tim ZI dan seluruh anggota satuan kerja masih belum optimal. Kurang kompaknya dan belum maksimalnya semangat Tim ZI sebagai leading sector dari proses pembangunan ZI di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dapat mencerminkan bagaimana kuat dan masifnya keinginan dan motivasi pimpinan RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar untuk dapat meraih gelar WBK/WBBM.



Secara implementasi, banyak hal penting yang dapat dilihat dari proses internalisasi Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM di sebuah satuan kerja. Penilaian terkait Pembangunan ZI sebenarnya tidak hanya dilihat dari kualitas dan kuantitas dokumen yang dihimpun atas dasar Lembar Kerja Evaluasi ZI saja, namun terdapat indikator lain yang mungkin tidak dapat dilihat secara kasat mata namun dapat dirasakan. Tim Inspektorat Jenderal Kemenkes dan satuan kerja lain mungkin dapat menjadikan proses Pre Assessment di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sebagai pelajaran dari ungkapan di atas. Bahwa terdapat hal-hal lain selain dokumen yang harus dibangun dan dipupuk merupakan alat pacu bagi sebuah satuan kerja guna meraih predikat tertinggi dalam ajang ini. Hal-hal seperti komitmen pimpinan, keterlibatan seluruh anggota satuan kerja, kekompakan Tim Zona Integritas, dan kemeriahan dalam lingkungan satuan kerja dalam menyambut Pembangunan ZI dalam meraih predikat WBK/WBBM tentunya harus diperhatikan bagi satuan kerja manapun yang menginginkan menjadi yang terbaik.

Kontributor : Yossi Andryan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar