Senin, 20 Agustus 2018


Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjung Pinang Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi
#SIMENDIT #MMC-SIPID #ANTIKORUPSI
KKP Kelas II Tanjung Pinang merupakan salah satu satuan kerja yang diusulkan menjadi calon Satker Berpredikat WBK/WBBM pada tahun 2018 oleh Kementerian Kesehatan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada tanggal 3 Juli sampai dengan 6 Juli 2018, Inspektorat Investigasi telah melakukan Pre Assesment terhadap Satuan Kerja KKP Kelas II Tanjung Pinang.




Pertemuan Pembukaan Kegiatan Pre Assesment, dibuka oleh Kepala KKP Kelas II Tanjung Pinang dan diikuti oleh seluruh POKJA 

Pre Assesment sesuai dengan Permenpan dan RB Nomor 60 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM di Lingkungan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Evaluasi  dilakukan terhadap 6  Indikator Pengungkit dan 2 Indikator Hasil yaitu:
Indikator Pengungkit terdiri dari
1.  Manajemen Perubahan;
2.  Penataan Tata Laksana;
3.  Penataan Sistem Manajemen SDM;
4.  Penguatan Akuntabilitas Kinerja;
5.  Penguatan Pengawasan;
6.  Penguatan Kualitas Pelayanan Publik.
Indikator hasil terdiri dari :
1.  Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN;
2.  Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat.



Desk Pemenuhan Indikator WBK oleh Tim Pre Assesment dari Inspektorat Investigasi


Tim Pre Assesment berkesempatan melihat proses pelakasanaan Wilayah Bebas dari Korupsi pada  Wilayah Kerja KKP Kelas II Tajung Pinang.  Tim melakukan Survey Eksternal terhadap pelanggan untuk menilai persepsi kualitas pelayanan publik dan Persepsi Anti Korupsi. Berdasarkan penilaian terhadap indikator, baik pengungkit maupun hasil, perlu dilakukan perbaikan terhadap seluruh indikator.

Beberapa poin penting yang disampaikan oleh Tim kepada Satker, diantaranya adalah pentingnya komitment Pimpinan Satker dan semangat seluruh POKJA dalam membawa KKP Tanjung Pinang menjadi Satker WBK, Proses pembangunan ZI  tidaklah hanya pemenuhan dokumen semata tetapi diharapkan adanya peningkatan komitmen dan semangat untuk mewujudkan wilayah bebas dari korupsi. Semoga dengan dilakukannya Pre Assesment semakin meningkatkan semangat kebersamaan dalam menjaga KKP Tanjung Priok bebas dari praktek korupsi.

DISRUPTIVE INNOVATION


DISRUPTIVE INNOVATION
BIDANG PERPUSTAKAAN
Oleh : Rarit Gempari
#SIMENDIT #INVESTIGASI #ANTIKORUPSI #INVESTIGASI #RARIT


Perpustakaan Jaman Now

Di masa lalu fungsi utama Perpustakaan adalah meminjamkan koleksi, mengembangkan koleksi dan membantu penelusuran informasi. Namun dengan perkembangan jaman, kemajuan iptek, kebutuhan pelanggan/pemustaka maka fungsi Perpustakaan adalah sebagai tempat untuk berkumpul, diskusi, belajar, dan bicara tentang berbagai ilmu, serta tempat untuk mencari inspirasi. Pemustaka tidak hanya di dalam ruangan tetapi dengan adanya disruptive innovation maka sangat memungkinkan dengan konsep di luar (out door). Kita bisa temui Perpustakaan di Kota Yogyakarta yang sudah sejak beberapa tahun ini merubah dengan konsep design di dalam dan juga di luar ruangan, bahkan dibawah pohon sehingga terlihat seperti kafe. Hal lain dari sisi fungsi perpustakaan yaitu antara lain mempertemukan pemustaka dengan informasi, mempertemukan pemustaka dengan pemustaka lain serta mempertemukan pemustaka dengan petugas perpustakaan. Terkait dengan hal itu maka Perpustakaan bisa dilengkapi dengan coffee shop, ataupun ruang untuk musik. Dengan demikian pemeo Perpustakaan merupakan tempat yang hening dan tidak boleh berisik ataupun ngobrol,kini pemeo itu sudah tidak tepat lagi.

Tempat yang ramai dan gaduh justru saat ini dipilih untuk berdiri dan berfungsinya Perpustakaan, sehingga kedepan Perpustakaan akan lebih banyak lagi kita temukan. Saat ini sudah banyak kita jumpai perpustakaan di dekat pasar, atau dekat terminal/stasiun Kereta Api.

Terkait dengan hal tersebut, maka Perpustakaan harus mampu untuk membuka cakrawala dunia maya, memudahkan akses pengetahuan dan informasi, memaksimalkan pemanfaatan dan pengaruh informasi, mengantarkan keberhasilan pemustaka, serta membangun masyarakat yang terinformasi. Guna mewujudkan hal tersebut tentu saja sarana dan kelengkapan Perpustakan jaman now harus disesuaikan.

Wajah Perpustakaan Ke Depan

Wajah Perpustakaan kedepan juga akan sangat berbeda. Jika tampilan perpustakaan masa lalu dipenuhi dengan koleksi buku dll, kini tampil  dengan ruang yang lebih simpel, tidak perlu ruang yang besar dan padat dengan buku-buku. Sebagian koleksi saja yang di display di rak buku, itupun untuk buku-buku yang banyak diminati dan buku terkini. Display koleksi terbaru sebaiknya dipisahkan dan ditonjolkan. Pisahkan dengan rak koleksi lainnya. Sementara koleksi lainnya disimpan di gudang atau back office, namun harus dapat dengan mudah ditemukan jika diperlukan. Buku dan media yang ada di perpustakaan dengan mudah dapat di akses melalui elektronik. Ruang perpustakaan yang lebih terbuka, bersahabat dan mudah diakses, hangat untuk tempat membangun pertemuan bagi pemustaka, dan yang terpenting adalah akses untuk mendapatkan informasi, dengan membangun jaringan internet yang handal, juga meningkatkan layanan yang mandiri bagi pemustaka.

Layanan yang diberikan adalah yang diperlukan sekaligus sebagai daya Tarik pemustaka untuk datang. Layanan dimaksud dapat berupa penyediaan jaringan internet, webside yang aktif, layanan e-reader, tablet, scanner, printer,  informasi bahkan sampai layanan ATM. Sediakan tempat untuk dapat melakukan komunikasi jarak jauh atau teleconference, computer, dan tempat charger. Ruangan di Perpustakaan difungsikan untuk kepentingan pemustaka. Dengan demikian dibuat sebagai tempat yang nyaman bagi mereka. Lebih lanjut design dan tata letak Perpustakaan sebaiknya juga sering diubah. Ini bertujuan untuk menghindari kebosanan memasuki ruangan dan sesuaikan dengan trend serta keinginan pemustaka.

Perpustakaan tetap menampilkan suasana akademis dan informatif. Perhatikan juga flow dan area pemustaka. Jalan pemustaka sebaiknya tidak terganggu dengan kegiatan administratif dan teknis internal Perpustakaan. Diupayakan jalurnya terpisah.  Area pemustaka  menampilkan welcoming pada siapapun. Namun perlu disediakan help desk untuk memberikan kemudahan bagi Pemustaka. Integrasi dengan layanan lain juga sangat dimungkinkan seperti misalnya galeri, museum, juga arsip. Dengan demikian wajah Perpustakaan ke depan akan semakin bersinar.