#rarit #MMC-SIPID #antikorupsi #investigasi
#asnkerentanpakorupsi #banggatidakkorupsi #simendit #sehattanpakorupsi
Setelah pengukuhan Dewas RS BLU oleh Menkes,
yang dilakukan pada Jumat pagi 21 September
2018 bertempat di ruang Leimena, acara selanjutnya adalah orientasi dan
pembekalan bagi para dewas baru. Dilakukan di dua tempat
yaitu RS kanker Dharmais Jakarta (3-4 Oktober 2018) dan juga di RS Kariadi
Semarang (10-11 Oktober 2018). Topik bahasan mencakup tentang inovasi dan
pengembangan layanan unggulan RS BLU, skema pembiayaan KPBU, kebijakan
penyusunan renstra, RBA yang efektif dan efisien, pelaksanaan BLU RS,
pengelolaan keuangan BLU, regulasi tentang SDM BLU, supply chain management, pelaksanaan mutu dan patient safety. Selain itu juga diisi dengan hospital tour dan sharing
dengan para dewas di dua RS tersebut. Acara semacam ini tentu saja bermanfaat
karena latar belakang dan pengalaman masing-masing dewas berbeda-beda. Ajang ini
dapat dipakai untuk saling berbagi dan mengisi serta melengkapi pengalaman dan
ketrampilan serta cara pikir yang lebih dinamis/kreatif. Terlebih bagi yang
belum mempunyai pengalaman di bidang perumahsakitan.
Cukup panjang perjalanan RS Kariadi yang sudah
BLU sejak tahun 2006 untuk menuju kemandiriannya. Aspek SDM menjadi kunci
utamanya disamping aspek lain seperti pengorganisasian, tatakelola yang baik
sehingga bisa memberikan pelayanan publik yang optimal, seperti pemaparan Dirut
RS Kariadi sebagai berikut:
Walaupun struktur organisasi RS ini terkesan
“kaku”, namun dalam implementasi di lapangan terasa sangat integratif, sehingga
pengelolaan RS dapat lebih “lincah”. Tata kelola RS dengan efektif dan efisien
menjadikan RS ini dapat mandiri dari sisi keuangan. Memang leadership harus
menjadi intinya. Dengan demikian
produktivitas kerja juga kian meningkat. Pelaksanaan kegiatan dan
pengembangannya sesuai dengan renstra yang telah ditetapkan dan disepakati
dengan matang.
Sama halnya dengan RS Kanker Dharmais.
Renstra jangka panjang yang dibuat sangat fantastis. Menjadi RS unggulan untuk
Kanker yang setara dengan RS Kanker di dunia. Dobrakan pendanaanpun bukan lagi
mengandalkan dana APBN atau BLU namun menggunakan skema pembiayaan KPBU.
Renstra yang dilengkapi dengan langkah-langkah yang matang dan sudah
terstruktur. Dengan demikian RS ini akan menjadi kebanggaan untuk Negeri ini.
Tanpa adanya leadership dan manajerial yang baik yang didukung dengan komitmen
semua pegawai, semua ini tidak akan terwujud. Inovasi-inovasi di bidang
pelayanan medic maupun non medik sangat menonjol. Suatu keharusan bagi tiap
bidang untuk membuat inovasi baru. Tentu saja ini akan berujung pada pelayanan
masyarakat yang lebih optimal. Pelayanan dengan orientasi ke pasien serta pengunjung.
Efisiensi dan efektifitas pelayanan juga menjadi fokus yang penting.
Apakah Dewas berperan dalam pengembangan
kedua Rumah Sakit ini?
Tentu saja karena tugas dewasadalah melakukan
pengawasan pengelolaan BLU yang dilakukan oleh pejabat pengelola BLU terhadap
pelaksanaan rencana bisnis strategis, RBA, dan kepatuhan perundang-undangan.
Dalam melaksanakan fungsi pembinaan dan pengawasan non teknis perimahsakitan
internal, dewas bertugas untuk menentukan arah kebijakan RS, menyetujui dan
mengawasi pelaksanaan renstra, menilai dan menyetujui pelaksanaan rencana
anggaran, mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya, mengawasi dan
menjaga hak dan kewajiban pasien, mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban RS,
mengawasi kepatuhan penerapan etika RS, profesi, dan peraturan
perundang-undangan. Hubungan antara dewas dan RS yang baik pasti akan berdampak
pada pengembangan RS. Dengan tujuan itulah maka para dewas diharapkan dapat
mumpuni dan memberikan arah serta solusi bagi pihak RS.
___________
Rarit Gempari__________