Kamis, 30 November 2017

Pedoman Pendampingan Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan Kemenkes RI


Pada bulan Januari tahun 2017, Inspektorat Investigasi telah menyelesaikan pedoman pendampingan penyelenggaraan SPIP bagi Auditor Inspektorat Jenderal di lingkungan Kemenkes RI. Pedoman ini sudah dibakukan dengan Surat Keputusan Inspektur Jenderal Kemenkes Nomor HK.02.03/VI.2/994/2017 Tahun 2017 tentang Pedoman Pendampingan Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan Kemenkes RI.

Pedoman ini merupakan salah satu panduan dalam melakukan pendampingan SPIP tahun 2017 dan tahun mendatang, serta sebagai pijakan untuk mengetahui keberhasilan dalam pendampingan SPIP di lingkungan Kemenkes RI.





#SIMENDIT #MMC-SIPID #ANTIKORUPSI #SEHATTANPAKORUPSI #INVESTIGASI



Rabu, 29 November 2017

Arti Design/Logo SIMENDIT “Perisai Anti korupsi"


Arti design logo SIMENDIT yaitu :
1.     Huruf S menggambarkan nama SIMENDIT.
2.  Kawat yang berkaitan menunjukkan suatu sistem yang menghubungkan satu dengan yang lain.
3.     Bentuk bulat menggambarkan suatu siklus.
4.     Loop menggambarkan suatu pekerjaan untuk melihat kasus menjadi lebih jelas.
5.     Bulatan kecil seperti mouse menunjukkan otomasi.
6.     Aneka warna menggambarkan macam-macam kasus yang ditangani.
7.   Warna hitam dan putih artinya kasus yang gelap akan menjadi terang duduk perkaranya dan akan kelihatan adanya penyimpangan.



#SIMENDIT #MMC-SIPID #ANTI KORUPSI # SEHAT TANPA KORUPSI #INVESTIGASI

Keunggulan Aplikasi SIMENDIT "Perisai Anti Korupsi"


SIMENDIT “Perisai Anti Korupsi” merupakan aplikasi yang berbsis web dengan beberapa keunggulan antara lain :
    1. Cross platform memungkinkan pengguna dapat menggunakan berbagai macam komputer dan device untuk menjalankan aplikasi: PC, Laptop, MacBook, Linux, iPad, GalaxyTab, dll dan berbagai macam sistem operasi: Windows (Internet Explorer, Firefox, Chrome, Opera), MacOSx (Safari, Firefox), Linux (Firefox, Chrome), Android, dll.


2.     Aplikasi dapat dijalankan dimana saja, kapan saja selama pengguna terhubung dengan jaringan internet.

3.  Tidak diperlukan instalasi software pada komputer sehingga pengguna hanya perlu mengakses alamat server, kemudian aplikasi dapat digunakan.

4.      Data tersentralisasi dimana data dan aplikasi disimpan secara terpusat di server dengan menggunakan OS Linux Debian yang direplikasi dengan sistem RAID 1, hal ini menjamin terbebas dari virus.
5.  Menjamin keamanan secara handal yang mempersulit proses evasdropping atau hacking.

6.     Tidak terdapat batasan pada jumlah pengguna dan jumlah data yang diinput.

7.     Aplikasi SIMENDIT user friendly sehingga mudah digunakan bagi pemula namun tetap efektif dan memenuhi kebutuhan bagi profesional. 

#SIMENDIT #MMC-SIPID #ANTI KORUPSI #SEHAT TANPA KORUPSI #INVESTIGASI

Selasa, 28 November 2017

Tips Merancang Proyek Perubahan

TIPS MERANCANG PROYEK PERUBAHAN

#SIMENDIT #MMC-SIPID #ANTI KORUPSI # SEHAT TANPA KORUPSI #INVESTIGASI


Berdasarkan pengalaman merancang dan mengimplementasikan  proyek perubahan (proper DIKLATPIM II), selanjutnya kami ingin berbagi beberapa tips yang mungkin berguna untuk siapa saja yang akan membuat proper.

Proper yang kami angkat berjudul Sistem Manajemen Audit (SIMENDIT) Perisai Anti Korupsi, dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan efektif (September-November 2017). Pengalaman yang didapat antara lain sebagai berikut:

      A.   Aspek Perencanaan
Mengambil topik bahasan untuk proyek perubahan (proper) harus strategis dan diperlukan oleh organisasi. Harus disosialisasikan konsep dan benefit dari proper kepada sasaran/target yang akan merasakan dampak dari proper. Akan lebih baik jika proper juga ada manfaatnya untuk stakeholders lain diluar organisasi, sehingga mudah untuk mencari dukungan dari pihak lain di luar institusi.

   B.   Dalam pembuatan rancangan proper harus dipikirkan secara matang milestone dan detail kegiatan termasuk pentahapannya, serta timeline nya. Hal ini penting untuk memperlancar dalam proses pelaksanaan kegiatan agar tercapai tujuan dan dengantepat waktu. Untuk rencana jangka pendek harus selesai dikerjakan, sehingga pada saat akhir bisa dipresentasikan. Akan lebih baik jika hasil yang dicapai pada jangka pendek diumumkan/ di launching sehingga berbagai pihak tahu akan proper yang kita buat. Terkait dengan hal tersebut peran tim efektif sangatlah penting, optimalkan sumber daya yang ada. Pekerjaan dapat dikerjakan sekalipun dipantau jarak jauh.

    C.   Pelaksanaan kegiatan dibutuhkan dukungan anggaran, sementara anggaran khusus untuk pelaksanaan proper ini tentu saja tidak tercantum/ dialokasikan di dalam DIPA, namun jika rancangan proper memang terkait dengan kebutuhan organisasi serta ruang lingkup kewenangan peserta diklat, maka semua biaya yang diperlukan terkait dengan proper dapat menggunakan anggaran yang ada (dengan cara melakukan revisi anggaran). Dalam upaya membangun SIMENDIT kami menggunakan anggaran DIPA yang ada di Inspektorat Investigasi dan juga dari Sekretariat Inspektorat Jenderal. Tidak ada kendala yang berarti tentang biaya yang diperlukan, karena mendapat dukungan/ support yang besar dari Mentor.

      D.   Komitmen pimpinan dan tim efektif
Salah satu kunci suksesnya proper ini terletak pada komitmen pimpinan dan tim efektif. Dengan komitmen yang tinggi, pelaksanaan kegiatan menjadi lancar dan permasalahan yang ada dapat segera diselesaikan dengan baik. Pembentukan tim efektif berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan atara lain: integritas yang tinggi, cakap, kinerja dan  perilakunya baik. Selain itu harus “melek” teknologi dan adaptif. Tim efektif harus dapat menjadi contoh dan sekaligus sebagai agent of change dalam implementasi inovasi baru ini. Komitmen disini juga termasuk komitmen dalam membagi waktu saat melaksanakan tugas.

      E.   Koordinasi dengan stakeholders
Dalam melakukan pemetaan stakeholders yang terkait, baik internal maupun eksternal harus dilakukan dengan baik. Diperlukan diseminasi konsep SIMENDIT dan menjalin unsur kemitraan disamping komunikasi yang strategis, terstruktur, jelas. Dalam prinsip kemitraan dimana satu atau beberapa pihak yang mempunyai tujuan yang sama, dapat bekerjasama karena masing-masing  mempunyai benefit atas hasil dari kerjasama tersebut.

      F.    Komunikasi verbal dan non verbal
Teknik diseminasi informasi tentang konsep SIMENDIT yang dilakukan baik di lingkungan internal maupun eksternal hasilnya cukup efektif. Judul SIMENDIT PERISAI ANTI KORUPSI menjadi daya tarik para stakeholders untuk mengetahui lebih dalam.

Diseminasi informasi yang kami laksanakan selain menggunakan alat bantu berupa power point juga  kami membuat media komunikasi berupa logo, standing banner, jargon, pin, menerbitkan buku-buku dengan design yang senada sehingga menggambarkan branding khusus untuk SIMENDIT PERISAI ANTI KORUPSI.

Upaya lain untuk mengenalkan proper ini yaitu dengan membuat tulisan populer di majalah Kementerian Kesehatan Mediakom. Mediakom ini ada dalam bentuk cyang disebarkan di semua pelayanan kesehatan sampai di Puskesmas yang tersebar di 34 Provinsi dan juga dalam bentuk on line. Selain itu kami juga mengunggah di youtube, blog, dan facebook, juga membuat film pendek, karena targetnya merambah ke usia muda yang “melek” teknologi

     G.   Tinggalkan manual
SIMENDIT PERISAI ANTI KORUPSI yang kami buat ini merupakan terobosan yang inovatif, menggunakan dukungan sarana berupa aplikasi SIMENDIT yang berbasis web. Dengan menggunakan teknologi ini maka pengaduan masyarakat ditangani lebih mudah murah dan cepat. Meninggalkan cara lama yang masih manual. Sistem ini strategis, inovatif untuk digunakan oleh stakeholders internal dan eksternal, khususnya untuk pemantauan Auditor dan kontrol kasus-kasus pengaduan. Penggunaan aplikasinya praktis dan menjadikan penggunanya tetap terjaga integritasnya. Jangka menengah dan jangka panjang dapat juga diterapkan di Inspektorat Pembina, dengan melakukan pengembangan software, karena aplikasi software nya dinamis sehingga dapat disesuaikan dan disempurnakan tergantung subatansi dan jenis auditnya.

Membuat daftar risiko yang diprediksi akan terjadi sehingga dapat mengagalkan selesainya proper. Daftar atau peta risiko ini dilengkapi dengan siapa pemilik risiko dan bagaimana alternatif pengendalian risikonya. Sebagai contoh bahwa prediksi awal adalah adanya keterlambatan dalam penyelesaian milestone dan kegiatannya. Namun karena sudah diantisipasi maka selama pelaksanaan kegiatan tidak dijumpai kendala yang berarti.

Senin, 27 November 2017

Visitasi TPN ke RS DR Soeradji Tirtonegoro Klaten

Meraih predikat WBK dan WBBM merupakan suatu kebanggaan bagi setiap satuan kerja pemerintah di seluruh Indonesia sebagai tanda komitmen bahwa satuan kerja tersebut telah melakukan reformasi tata kelola birokrasi dalam tubuhnya sehingga dapat mewujudkan pelayanan yang baik dan bersih kepada masyarakat luas. Namun untuk meraih predikat tersebut bukanlah hal yang mudah diwujudkan, dibutuhkan proses dankomitmenbersamauntukmelaluitahapan-tahapan yang telahditetapkan. Pada tanggal 23 November 2017, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, sebagai UPT Kementerian Kesehatan RI, berkesempatan untuk dapat dinilai oleh TPN dalam rangka evaluasi pembangunan Zona Integritas di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebagai tahap akhir dalam upaya meraih predikat WBK setelah melalui beberapa tahapan assessment yang telah dilaksanakan sebelumnya.


Proses Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM pada RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dilakukan oleh TPN yang terdiri atas 2 (dua) orang yang berasal dari Kementerian PAN dan RB yaitu Mita Hermawati, SH., MH. Dan Septian K. Nugraha, SE., MA. Dalam proses evaluasi, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten didampingi oleh Tim dari Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI yaitu Ayu Suci Ramadhani, SE. dan Yossi Andryan, S.IP serta perwakilan dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI yaitu Diyan Sri Hananto, SH. Secara garis besar, proses evaluasi dilakukan dengan melihat pencapaian dan upaya-upaya yang telah dilakukan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dan penerapan konkretnya dalam kegiatan sehari-hari dalam bentuk layanan kepada pasien sebagai pengguna layanan.


Kegiatan dimulai dengan seremonial yang dilaksanakan di Gedung Pertemuan Lantai 2 dengan persembahan dari tim paduan suara RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten berupa lantunan Mars RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dan Mars WBK diakhiri dengan yel-yel Anti Korupsi yang digaungkan oleh seluruh peserta kegiatan. Acara kemudian dilanjutkan dengan Presentasi Direktur Utama, dr. Alida Lienawati, M.Kes (MMR) mengenai profil RS, layanan-layanan unggulan RS, dan upaya-upaya yang telah dilakukan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dalam Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM. Sebagai tanggapan dari presentasi Direktur Utama, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Tim Penilai Nasional yang disampaikan oleh Mita Hermawati, SH., MH., dimana dalam sambutannya disampaikan apresiasi atas Direktur Utama selaku pimpinan organisasi yang dapat menjadi role model bagi seluruh jajaran staf dan komitmen kuatnya dalam mewujudkan pelayanan prima dan bebas KKN.


Setelah acara seremonial dan presentasi selesai, acara dilanjutkan dengan peninjauan lokasi layanan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Dalam kunjungan lapangan ini, Tim Penilai Nasional melakukan wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada pasien dan keluarga di beberapa tempat pelayanan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten di seperti Farmasi Rawat Jalan, Poliklinik Geriatri dan Ruang Rawat Inap Kelas 2. Selain wawancara dengan pasien dan keluarga, Tim Penilai Nasional juga sempat melakukan wawancara langsung kepada petugas pelayanan pada Instalasi Radiologi. Dari hasil tinjauan ke lokasi layanan tersebut, Tim Penilai Nasional memberikan respon positif terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten kepada pasien, namun Tim Penilai Nasional juga memberikan masukan terkait agar hasil survey kepuasan masyarakat dapat disampaikan kembali kepada masyarakat luas dan pasien selaku pengguna layanan dengan cara mempublikasikan hasil survey tersebut di berbagai media publikasi yang dimiliki RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.

Kamis, 23 November 2017

Presentasi rancangan proyek perubahan, 7 September 2017

Pada hari Kamis tanggal 7 September 2017 di BBPK Jakarta, drg. Rarit Gempari, MARS, QIA memperesentasikan Rancangan Proyek Perubahan tentang Sistem Manajemen Audit (SIMENDIT) “Perisai Anti Korupsi”. Rancangan Proyek Perubahan tersebut disetujui dan disahkan oleh Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan yaitu Drs. Purwadi, Apt, ME, MM selaku mentor, Ir. Ismanto, MSc selaku coach, dan Dr. dr. Purwadi, SSt, Mk., MS, MARS selaku penguji.

Beriikut file yang dapat di unduh 


Simendit tayang di Mediakom, Edisi 86 September 2017

#SIMENDIT #MMC-SIPID #ANTIKORUPSI #SEHATTANPAKORUPSI #INVESTIGASI

Rabu, 22 November 2017

Sharing Implementasi Aplikasi WISE dan Aplikasi Teammate Itjen Kemenkeu dengan Inspektorat Investigasi Kemenkes

Sharing Implementasi Aplikasi WISE dan Aplikasi Teammate
di Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan
Selasa, 21 November 2017

Penjelasan terhadap aplikasi yang digunakan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan, sebagai berikut: 

Aplikasi Teammate
·    Aplikasi Teammate merupakan aplikasi yang dibuat oleh Price Waterhouse Coopers yang digunakan untuk audit. Alasan pemilihan aplikasi ini adalah karena sistemnya terbuka sehingga dapat diintegrasikan dengan sistem lain yang dikembangkan oleh  Kemenkeu.
·   Aplikasi Teammate pada pokoknya mempunyai 5 modul yaitu TeamRisk, TeamSchedule, TeamTEC, TeamEWP, TeamCentral.
·     Melalui modul-modul tersebut aplikasi Teammate mampu untuk mendukung pelaksanaan tugas yaitu untuk perencanaan penugasan, penyusunan program kerja, administrasi kertas kerja, administrasi temuan dan rekomendasi, penyusunan laporan, penyampaian temuan dan rekomendasi kepada auditi, pengelolaan tindak lanjut hasil pengawasan.
·   Dari modul-modul tersebut yang digunakan secara penuh adalah modul TeamEWP (Electronic Working Paper) untuk pelaksanaan kertas kerja dan TeamCenter untuk tindak lanjut hasil audit.
·       Selain modul tersebut juga terdapat modul TeamStore yang digunakan sebagai sarana untuk berbagi template pelaksanaan audit dengan suatu tema tertentu sehingga memudahkan ketika tim lain akan melakukan audit dengan tema yang sama.
·    Dalam setiap Inspektorat terdapat auditor yang ditunjuk sebagai Champion yang berperan sebagai agen perubahan. Champion berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara auditor dengan tim IT. Hal ini disebabkan adanya resistensi pada tahap awal penerapan aplikasi Teammate sehingga dibutuhkan suatu manajemen perubahan yang salah satu aplikasinya menggunakan peran Champion untuk mempercepat transisi.
·   Champion pada masing-masing Inspektorat melakukan penjadwalan pada TeamSchedule berdasarkan PKPT.
·      Pada pelaksanaan penugasan, Pengendali Teknis menarik Proyek/ST ke modul TeamEWP. Selanjutnya Ketua Tim membuat PKA dan diisi oleh Anggota Tim.
·      Temuan-temuan dalam KKA selanjutnya dikomunikasikan kepada auditi. Jika sudah disetujui baik oleh Ketua Tim maupun Pengendali Teknis, temuan beserta rekomendasinya diterbitkan kedalam modul TeamCentral.
·        TeamCentral berguna untuk memasukkan tindak lanjut atas rekomendasi hasil audit. Auditor dapat mengirimkan tautan kepada Auditi sehingga Auditi dapat mengunggah bahan tindak lanjut ke dalam modul TeamCentral.
·      Tindak lanjut rekomendasi sebelum diunggah ke modul TeamCentral terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Final Approver (Kepala Satker). Tindak lanjut yang disetujui dapat dinyatakan tuntas oleh Pengendali Teknis. Jika tindak lanjut tidak disetujui oleh auditor, maka respon dan alasannya akan diteruskan kepada Owner temuan (pihak yang bertanggungjawab terhadap rekomendasi).

Aplikasi WISE
·   Aplikasi WISE merupakan aplikasi Whistle Blowing System (WBS) yang dikembangkan oleh Kementerian Keuangan.
·   Aplikasi WISE dikembangkan atas perintah pimpinan Kemenkeu sebagai sarana untuk menjaring informasi adanya penyimpangan untuk pencegahan sebelum permasalahan menjadi besar dan berdampak negatif.
·   Prinsip pelaksanaan WISE yang paling utama adalah kerahasiaan. Hal ini disebabkan pengadu mempunyai kecenderungan untuk tidak mengadukan suatu penyimpangan karena adanya kekhawatiran terungkapnya data diri pengadu sehingga terdapat risiko adanya ancaman terhadap pengadu.
·  Dalam aplikasi WISE, pengadu diwajibkan untuk membuat user id dan password. Aplikasi WISE mempunyai fitur yang memungkinkan pengadu untuk berkomunikasi dengan helpdesk WISE. Komunikasi ini memungkinkan adanya permintaan tambahan informasi terkait pengaduan kepada pengadu sehingga tindak lanjut atas pengaduan tersebut menjadi lebih mudah. Pengadu juga dapat memantau proses tindak lanjut atas pengaduan yang telah disampaikan dalam aplikasi WISE.