JANGAN BIARKAN ANSIETAS MENGGANGGU PERSPEKTIF
AUDITOR
Oleh : Dwi Purbarini, S.Si
#investigasi #sehat_tanpa_korupsi #ansietas #asn_keren_tanpa_korupsi #covid19
Menghadapi pandemi Covid-19, ansietas
merupakan hal yang harus diwaspadai. Permasalahan utama yaitu penyebaran virus
Covid-19 dan antivirusnya yang masih dalam penelitian, mengharuskan pemerintah
mengambil langkah-langkah efektif sebagai upaya pemutusan mata rantai
penyebaran Covid-19 seperti pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB), Working from Home (WFH), dan larangan mudik, yang suka atau
tidak suka akan dan telah berdampak pada perubahan gaya hidup, hubungan antar
manusia dan komunikasi sosial masyarakat. Berbagai perubahan yang terjadi
secara psikologis, fisik, maupun sosial pada masa pandemic Covid-19 tersebut,
dapat menjadi stressor yang memicu munculnya ansietas termasuk bagi
auditor.
Ansietas (anxiety) dapat diartikan
sebagai perasaan khawatir, kecemasan, dan ketakutan terhadap suatu kejadian
atau hal. Rasa cemas sebenarnya merupakan suatu perasaan yang manusiawi sebagai
awareness seseorang atas keberadaan atau pencapaiannya. Dampak covid-19
telah menimbulkan berbagai rangkaian perubahan dalam bekerja. Diantaranya
adalah perubahan dari office work menjadi work from home,
kegiatan audit yang terpending, serta koordinasi secara langsung berubah
menjadi teleconference. Sehingga merupakan hal yang wajar ketika seorang
auditor merasa khawatir target kinerjanya tidak tercapai, merasa cemas karena
tidak dapat menyelesaikan pengaduan masyarakat tepat waktu, atau tidak dapat
mendapatkan hasil sesuai ekspetasi dengan perubahan cara bekerja.
Namun kecemasan tersebut menjadi tidak wajar
ketika dirasakan berlebihan sehingga menyebabkan gangguan secara fisik maupun
kejiwaan. Jenis ansietas dapat berupa generalised anxiety disorder (GAD),
panic disorder, phobias, social anxiety disorder, obsessive-compulsive disorder
(OCD) dan post-traumatic stress disorder (PTSD).
Pada tahun 2015, diperkirakan 264 juta jiwa
penduduk dunia mengalami gangguan ansietas dan jumlah tersebut meningkat 14,9%
sejak tahun 2005. Persentase penderita ansietas tertinggi berada di kawasan
Asia Tenggara (23%). Data menunjukkan pada semua tingkatan umur, persentase
penderita wanita lebih banyak dibandingkan pria dan di Indonesia, gangguan
ansietas dialami oleh 3,3% populasi penduduk.
Imunitas selama WFH dapat dijaga secara fisik
dengan tetap melakukan olahraga rutin dan konsumsi gizi seimbang. Terdapat
berbagai jenis olahraga yang dapat dilakukan di dalam rumah, misalnya
treadmill, yoga, pilates, atau aktivitas yang lain. Waktu yang dimiliki
selama WFH juga memberikan kesempatan untuk dapat memberikan perhatian lebih
terhadap keseimbangan gizi makanan yang dikonsumsi. Selain itu, secara kejiwaan
sangatlah penting untuk dapat membangun emosi dan pikiran yang positif.
Peningkatan rasa percaya diri selanjutnya
adalah dengan penerapan pencegahan penularan Covid-19 sesuai anjuran pemerintah
dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Apabila auditor mendapatkan tugas kerja
yang mengharuskan untuk keluar rumah selama pandemi Covid-19 sangatlah penting
untuk tetap menerapkan physical distancing, menggunakan masker, cuci
tangan, serta meminimalisir aktivitas yang secara langsung menghandling
dokumen dari satu pihak ke pihak lain. Dengan menerapkan prosedur aktivitas
sosial yang dianjurkan, kepercayaan diri akan muncul dan rasa cemas/takut akan
terinfeksi Covid-19 dapat dihindari. Berkaitan dengan audit, Inspektorat Jenderal
Kementerian Kesehatan telah mengembangkan berbagai aplikasi elektronik yang
pada masa pandemi covid-19 ini dapat meminimalisir kontak langsung melalui
dokumen manual. Misalnya saja aplikasi SIMENDIT (untuk penanganan pengaduan
masyarakat), SIMON Pengenal (untuk penilaian maturitas SPIP), dan SIPINAL
(untuk penilaian WBK/WBBM).
Dalam bukunya tentang ansietas, Fletcher
menyebutkan bahwa hindari ansietas dengan “melakukan hal yang harus dilakukan
seperti sebelumnya namun dengan cara yang berbeda.” Secara positif, semoga pandemi
covid-19 dan semua perubahan yang terjadi sebagai dampaknya ini, memberikan
kesempatan untuk dapat mempelajari cara yang baru dalam melakukan sesuatu tanpa
merubah objektifitas dan rasionalitas suatu perspektif.
Referensi:
1. Depression
and Other Common Mental Disorders – Global Health Estimates, Geneva: WHO:2017.
Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO
2. Direktorat
Pencegahan Dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Direktorat
Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI. 2020.
Pedoman Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial pada Masa Pandemi Covid-19
3. Fletcher,J.
2015 Anxiety:Panicking about Panic. Published by Joshua Fletcher at Smashwords.
(Scribd)
stay @ home // work from home // cegah penularan covid19
(yas)
ayo daftar di agen365*com :D
BalasHapusWA : +85587781483